RANK
|
NAME
|
INSTITUTION
|
H-INDEX
|
CITATIONS
|
1
|
Suharyo
Sumowidagdo
|
Indonesian
Institute of Sciences
|
96
|
45798
|
2
|
Johannes
V D Wirjawan
|
Widya
Mandala Surabaya Catholic University
|
61
|
12347
|
3
|
L P
Ligthart
|
Universitas
Indonesia; ITS
|
30
|
3892
|
4
|
Suryadi
Ismadji
|
Widya
Mandala Surabaya Catholic University
|
30
|
3563
|
5
|
Ferry
Iskandar
|
Institut
Teknologi Bandung
|
29
|
3254
|
6
|
Hairiah
Kurniatun
|
Universitas
Brawijaya; ICRAF World Agroforestry Centre CGIAR
|
29
|
2552
|
7
|
Azyumardi
Azra
|
Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
|
27
|
2537
|
8
|
Christopher
Martius
|
Center
for International Forestry Research; Institut Pertanian Bogor
|
26
|
2633
|
9
|
Manabu D
Yamanaka
|
BPPT
Indonesia; Kobe University
|
26
|
2231
|
10
|
Danny
Hilman Natawidjaja
|
Indonesian
Institute of Sciences
|
24
|
2760
|
11
|
L Broto
Sugeng Kardono
|
Indonesian
Institute of Sciences
|
24
|
1926
|
12
|
Husein
Umar
|
Kwik
Kian Gie School of Business & Informatics
|
23
|
4669
|
13
|
Agus
Sudaryanto 1
|
Agency
for the Assessment and Application of Technology Indonesia
|
23
|
1943
|
~
860
|
~
Warmadewanthi
|
~
Institut
Teknologi Sepuluh Nopember
|
~
5
|
~
93
|
860
|
Bram
Brahmantiyo
|
Indonesian
Research Institute for Animal Production
|
5
|
93
|
860
|
I Wayan
Warmada
|
Universitas
Gadjah Mada
|
5
|
93
|
860
|
Kris Cahyo Mulyatno
|
Universitas Airlangga
|
5
|
93
|
860
|
Gesang
Kristianto Nugrohotomo
|
Universitas
Surakarta
|
5
|
93
|
866
|
Deni
Noviana
|
Institut
Pertanian Bogor
|
5
|
91
|
November 10, 2015
Peringkat Ilmuwan/Dosen Indonesia Berdasarkan Profil Google Scholar
Labels:
Private
Peringkat ilmuwan Indonesia ini dirilis oleh Webometrics disini http://www.webometrics.info/en/node/96 untuk edisi keempat minggu kedua bulan Oktober 2015.
October 26, 2015
Induksi mencit : Animal Model invivo pada Diabetes mellitus
Labels:
Laboratory Practice
Untuk membuat model diabetes mellitus, mencit jantan galur ICR berumur
10 minggu di injeksi tunggal streptozotosin secara intraperitoneal pada
dosis 50-150 mg/kg. Kadar glukosa darah diukur secara periodik dengan
menggunakan glucose analyzer kit. Vanadil sulfat diberikan secara
sub-kutan sekali sehari selama 7 hari pada mencit yang menderita
diabetes mellitus. Efektivitas vanadil sulfat dalam menurunkan kadar
glukosa darah diukur pada hari 0, 1, 3, 5, 7 dan 14 setelah pemberian.
Pada pemberian streptozotosin dosis rendah (50 mg/kg) dapat menginduksi terjadi diabetes mellitus sebesar 60 % dari populasi mencit. Sementara dengan peningkatan dosis streptozotosin akan meningkatkan prevalensi terjadinya diabetes mellitus. Berdasarkan data penelitian ini dosis yang paling optimal untuk menghasilkan diabetes mellitus tanpa menimbulkan kematian pada mencit adalah 100 mg/kg.
Pada pemberian streptozotosin dosis rendah (50 mg/kg) dapat menginduksi terjadi diabetes mellitus sebesar 60 % dari populasi mencit. Sementara dengan peningkatan dosis streptozotosin akan meningkatkan prevalensi terjadinya diabetes mellitus. Berdasarkan data penelitian ini dosis yang paling optimal untuk menghasilkan diabetes mellitus tanpa menimbulkan kematian pada mencit adalah 100 mg/kg.
Golongan, Kode Cara Kerja dan Cara Kerja Insektisida
Labels:
Mosquito,
References
Dalam melakukan rotasi insektisida yang perlu diperhatikan adalah mengetahui cara kerja bahan aktif pestisida yang akan digunakan. Anjuran Insecticide Resistance Action Committee (IRAC) dan Fungicide Resistance Action Committe (FRAC) dalam melakukan rotasi insektisida yaitu berdasarkan cara kerja yang berbeda, karena beberapa bahan aktif yang berbeda memiliki cara kerja yang sama. IRAC dan FRAC memberi kode pada setiap cara kerja insektisida untuk mempermudah petani dalam melakukan pergiliran (rotasi) insektisida. Berikut ini tabel golongan insektisida, bahan aktif, kode cara kerja dan cara kerja pestisida :
Berdasarkan cara kerjanya (Mode of action), yaitu menurut sifat kimianya, insektisida dibagi menjadi empat 4 golongan besar antara lain sebagai berikut :
1. Insektisida Golongan Organoklorin
Merupakan insektisida sintetik yang paling tua yang sering disebut hidrokarbon klor. Secara umum diketahui bahwa keracunan pada serangga ditandai dengan terjadinya gangguan pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan terjadinya hiperaktivitas, gemetar, kemudian kejang hingga akhirnya terjadi kerusakan pada saraf dan otot yang menimbulkan kematian. Organoklorin bersifat stabil di lapangan, sehingga residunya sangat sulit terurai.2. Insektisida Golongan Organofosfat
Merupakan insektisida yang bekerja dengan menghambat enzim asetilkolinesterase, sehingga terjadi penumpukan asetilkolin yang berakibat pada terjadinya kekacauan pada sistem pengantar impuls saraf ke sel-sel otot. Keadaan ini menyebabkan impuls tidak dapat diteruskan, otot menjadi kejang, dan akhirnya terjadi kelumpuhan (paralisis) dan akhirnya serangga mati.3. Insektisida Golongan Karbamat
Merupakan insektisida yang berspektrum luas. Cara kerja karbamat mematikan serangga sama dengan insektisida organofosfat yaitu melalui penghambatan aktivitas enzim asetilkolinesterase pada sistem saraf. Perbedaannya ialah pada karbamat penghambatan enzim bersifat bolak-balik reversible yaitu penghambatan enzim bisa dipulihkan lagi. Karbamat bersifat cepat terurai.4. Insektisida Golongan Piretroid
Merupakan piretrum sintetis, yang mempunyai sifat stabil bila terkena sinar matahari dan relatif murah serta efektif untuk mengendalikan sebagain besar serangga hama. Piretroid mempunyai efek sebagai racun kontak yang kuat, serta mempengaruhi sistem saraf serangga pada peripheral (sekeliling) dan sentral (pusat). Peretroid awalnya menstimulasi sel saraf untuk berproduksi secara berlebih dan akhirnya menyebabkan paralisis dan kematian.Tabel Cara Kerja Insektisida dan Akarisida
No | Golongan | Nama bahan aktif | Kode cara kerja | Cara kerja |
---|---|---|---|---|
1 | Karbamat | Alankarb-Aldikarb-Bendiokarb-Benfurakarb-Butokarboksim-Butoksikarboksim-Karbaril-Karbofuran-Karbosulfan-Etiofenkarb-Fenobukarb-Formetanat-Furatiokarb-Isoprokarb-Metiokarb-Metomil-Metolkarb-Oksamil-Pirimikarb-Propoksur-Tiodikarb-Tiofanoks-Triazamat-Trimetakarb-XMC-Silikarb | 1 A | Menghambat AChE (acetylcholinesterase)-menyebabkan hyperexcitation. AChE adalah enzim yang mengakhiri aksi rangsang neurotransmiter asetilkolin pada sinapsis saraf. |
Organofosfat | Asefat-Azametifos-Azinfos-etil-Azinfosmetil-Kadusafos-Koretoksifos-Klorfenvinfos-Klormefos-Klorpirifos-Klorpirifosmetil-Koumafos-Sianofos-Demeton S metil-Diazinon-Diklorfos/DDVP-Dikrotofos-Dimetoat-Dimetilvinfos-Disulfoton-EPN-Etion-Etoprofos-Famfur-Fenamifos-Fenitrotion-Fention-Fostiazat-Heptenofos-Imisiafos-Isofenfos-Isoprofil O- (metoksiaminotio-fosforil) salisilat-Isoksation-Malation-Mekarbam-Metamidofos-Metidation-Mevinfos-Monokrotofos-Naled-Ometoat-Oksidemeton metil-Paration-Paration metil-Fentoat-Forat-Fosalon-Fosmet-Fosfamidon-Foksim-Pirimifos metil-Profenofos-Propetamfos-Protiofos-Firaklofos-Firidafention-Kuinalfos-Sulfotep-Tebupirimfos-Temefos-Terbufos-Tetraklorvinfos-Tiometon-Triazofos-Triklorfon-Vamidotion | 1 B | ||
2 | Siklodin organoklorin | Klordan-Endosulfan | 2 A | Memblokir saluran klorida aktivasi GABA menyebabkan hyperexcitation dan kejang-kejang. GABA adalah neurotransmiter inhibisi utama pada serangga. |
Fenilfirazol | Etiprol-Fipronil | 2 B | ||
3 | Piretroid dan Piretrin | Acrinatrin-(Alletrin-d-cis-trans Alletrin)-(d-trans Alletrin)-Bifentrin-Bioalletrin-Bioalletrin Siklopentenil isomer-Bioresmetrin-Sikloprotrin-Siflutrin-(beta-Siflutrin)-Sihalotrin-lambda Sihalotrin-(gamma-Sihalotrin)-Sipermetrin-(alfa-Sipermetrin)-(beta-Sipermetrin)-tetasipermetrin-(zeta-Sipermetrin)Sifenotrin-(1R)-trans- isomers-Deltametrin-Empentrin (EZ)- (1R)- isomers-Esfenvalerat-Etofenprox-Fenpropatrin-Fenvalerat-Flusitrinat-Flumetrin-(tau- Fluvalinat)-Halfenprox-Imiprotrin-Kadetrin-Permetrin-Fenotrin [(1R)-trans- isomer]-Pralletrin-Firetrins (piretrum)-Resmetrin-Silafluofen-Teflutrin-Tetrametrin-Tetrametrin [(1R)-isomers]-Tralometrin-Transflutrin | 3 A | Menyebabkan saluran natrium selalu terbuka sehingga pada beberapa kasus menyebabkan reaksi berlebihan oleh saraf. Saluran natrium terlibat dalam penyebaran info potensial di sepanjang akson saraf. |
DDT dan Metoksiklor | DDT-Metokdiklor | 3 B | ||
4 | Neonikotinoid | Asetamiprid-Klotianidin-Dinotefuran-Imidakloprid-Nitenpiram-Tiakloprid-Tiametoxam | 4 A | Meniru tindakan agonis asetilkolin di nAChRs menyebabkan hyperexcitation. Asetilkolin adalah neurotransmitter utama dalam sistem saraf serangga pusat. |
Nikotin | Nikotin | 4 B | ||
5 | Spinosin | Spinetoram-Spinosad | 5 | Allosterically mengaktifkan nAChRs menyebabkan hyperexcitation dari sistem saraf. |
6 | Avermektin dan Milbemisin | Abamektin-Emamektin benzoat-Lepimektin-Milbemektin | 6 | Allosterically mengaktifkan saluran utama klorida glutamat (GluCls) menyebabkan kelumpuhan. Glutamat adalah inhibitory neurotransmiter penting dalam serangga. |
7 | ZPT | Hidropren-Kinopren-Metopren | 7 A | Diterapkan di pra-metamorfik instar. Senyawa ini mengganggu dan mencegah metamorfosis. |
Fenoksikarb | Fenoksikarb | 7 B | ||
Piriproksipen | Piriproksipen | 7 C | ||
8 | Akil halida | Metil bromida and other alkil halid | 8 A | Menghambat pembentukan sel. hanya mekanismenya belum diketahui. |
Kloropikrin | Kloropicrin | 8 B | ||
Sulfuril fluorid | Sulfuril fluroid | 8 C | ||
Boraks | Borax | 8 D | ||
Tartar emetrik | Tartar emetrik | 8 E | ||
9 | Pimetrozin | Pimetrozin | 9 B | Menyebabkan penghambatan makan selektif pada kutu putih dan kutu daun |
Flonikamid | Flonikamid | 9 C | ||
10 | Klofentezin – Heksitiazok – Diflovidazin | Klofentezin – Heksytiazoks – Diflovidazin | 10 A | Menghambat pertumbuhan tungau |
Etoksazol | Etoksazol | 10 B | ||
11 | Bacillus thuringiensis atau Bacillus sphaericus | Bacillus thuringiensis subsp. israelensis-Bacillus sphaericus-Bacillus thuringiensis subsp. aizawai-Bacillus thuringiensis subsp. kurstaki-Bacillus thuringiensis subsp. tenebrionis. Bt crop proteins: Cry1Ab; Cry1Ac; Cry1Fa; Cry2Ab; mCry3A; Cry3Ab; Cry3Bb; Cry34/35Ab1 | - | Racun protein yang mengikat pada reseptor pada membran saluran pencernaan tengah dan mendorong pembentukan pori-pori mengakibatkan ketidakseimbangan ion dan septicaemia |
12 | Diafentiuron | Diafentiuron | 12 A | Menghambat enzim yang mensintesis ATP pada mitokondria |
Organotin mitisid | Azosiklotin-Siheksatin-Fenbutatin oksid | 12 B | ||
Propargit | Propargit | 12 C | ||
Tetradifon | Tetradifon | 12 D | ||
13 | Klorfenapir – DNOC – Sulfuramid | Klorfenapir-DNOC-Sulfuramid | 13 | Gangguan pada gradien proton; sirkuit gradien proton (disebut : protonofores) yang pendek pada mitokondria sehingga ATP tidak dapat disintesis. |
14 | Nereistoksin analog | Bensultap-Kartap hidroklorid-Tiosiklam-(Tiosultap-sodium) | 14 | Memblokir saluran ion nAChR sehingga blok sistem saraf dan kelumpuhan. Asetilkolin adalah excitatory neurotransmitter (penghubung) utama dalam sistem saraf serangga pusat. |
15 | Benzoilurea | Bistrifluron-Klorfluazuron-Diflubenzuron-Flusikloksuron-Flufenoksuron-Heksaflumuron-Lufenuron-Novaluron-Noviflumuron-Teflubenzuron-Triflumuron | 15 | Menghambat biosintesis kitin |
16 | Buprofezin | Buprofezin | 16 | Menghambat biosintesis kitin pada beberapa serangga khususnya kutuputih |
17 | Siromazin | Siromazin | 17 | Merontokkan kutikula saat proses pergantian kulit serangga |
18 | Diasilhidrazin | Kromafenozid-Halofenozid-Metoksifenozid-Tebufenozid | 18 | Meniru hormon ganti kulit (ekdison) menginduksi kutikula serangga dewasa agar rontok sebelum waktunya |
19 | Amitraz | Amitraz | 19 | Mengaktifkan reseptor oktopamin mengarah ke hyperexcitation (rekasi saraf berlebihan). Oktopamin adalah hormon pada serangga yang menyerupai adrenalin seperti neurohormon untuk pertahanan diri atau untuk terbang. |
20 | Hidrametilnon | Hidrametilnon | 20 A | Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. |
Asequinosil | Asequinosil | 20 B | ||
Fluacripirim | Fluacripirim | 20 C | ||
21 | METI akarisida dan insektisida | Fenazakuin-Fenpiroksimat-Pirimidifen-Piridaben-Tebufenpirad-Tolfenpirad | 21 A | Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. |
Rotenon | Rotenon (Derris) | 21 B | ||
22 | Indoksakarb | Indoksakarb | 22 A | Memblokir saluran natrium menyebabkan pemadaman sistem saraf dan kelumpuhan. Saluran natrium yang terlibat dalam penyebaran potensial aksi di sepanjang akson saraf. |
Metaflumizon | Metaflumizon | 22 B | ||
23 | Asam Tetronik dan Asam Tetramik | Spirodiklofen-Spiromesifen-Spirotetramat | 23 | Menghambat kerja asetil koenzim A karboksilase untuk mensintesis lipid yang merupakan langkah pertama dalam biosintesis lipid sehingga menyebabkan kematian serangga. |
24 | Fosfin | Aluminium fosfid-Kalsium fosfid-Fosfine-Zinc fosfid | 24 A | Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. |
Sianida | Sianida | 24 B | - | |
25 | Turunan Beta-Ketonitril | Sienopirafen-Siflumetofen | 25 | Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. |
28 | Diamida | Chlorantraniliprole-Cyantraniliprole-Flubendiamide | 28 | Aktifnya otot reseptor rianodin menyebabkan kontraksi dan kelumpuhan. Reseptor rianodin berperan melepaskan kalsium ke dalam sitoplasma dari sel intraseluler. |
October 21, 2015
SOP : Fumigation of Laboratory
Labels:
Laboratory Practice,
SOP,
Virology
1.0 OBJECTIVE
To lay down a procedure for Fumigation of Laboratory.
2.0 SCOPE
This SOP is applicable to Quality Control of Laboratory.
3.0 RESPONSIBILITY
Laboratory Technician
4.0 ACCOUNTABILITY
Head of Laboratory.
To lay down a procedure for Fumigation of Laboratory.
2.0 SCOPE
This SOP is applicable to Quality Control of Laboratory.
3.0 RESPONSIBILITY
Laboratory Technician
4.0 ACCOUNTABILITY
Head of Laboratory.
October 20, 2015
Comparative Study Methanol Vs Ethanol
Labels:
Laboratory Practice
Comparative Study Methanol Vs Ethanol
Sr. No.
|
Parameters
|
Methanol
|
Ethanol
|
1
|
Systematic name
|
Methanol
|
Ethanol
|
2
|
Class
|
Class 2
|
Class 3
|
3
|
Chemical Formula
|
CH3OH
|
|
4
|
Chemical Structure
|
||
5
|
CAS number
|
67-56-1
|
64-17-5
|
6
|
702
|
||
7
|
864
|
682
|
|
8
|
Y4S76JWI15
|
3K9958V90M
|
|
9
|
EC number
|
200-659-6
|
200-578-6
|
10
|
1230
|
1170
|
|
11
|
D02309
|
D00068
|
|
12
|
Methanol
|
Ethanol
|
|
13
|
CHEBI:17790
|
CHEBI:16236
|
|
14
|
CHEMBL545
|
||
15
|
RTECS number
|
PC1400000
|
KQ6300000
|
16
|
Beilstein Reference
|
1098229
|
1718733
|
17
|
Gmelin Reference
|
449
|
787
|
18
|
3DMet
|
B01170
|
B01253
|
19
|
Molecular formula
|
CH4O
|
C2H6O
|
20
|
Molar mass
|
32.04 g mol−1
|
46.07 g mol−1
|
21
|
Physical Appearance
|
Methanol ‘“is a
colorless liquid that is also extremely volatile. Its odor is distinctive and
it burns as a bright white flame
|
Ethanol ‘“is a
colorless liquid that is extremely volatile. It has a strong, burning odor
and will burn as a bright blue flame.
|
22
|
Density
|
0.7918 g/cm3
|
0.789 g/cm3 (at 20°C)
|
23
|
Melting point
|
-97.6 °C,
176 K, -144 °F
|
−114 °C,
159 K, -173 °F
|
24
|
Boiling point
|
64.7 °C,
338 K, 148 °F
|
78.37 °C, 352 K, 173 °F
|
25
|
log P
|
-0.69
|
-0.18
|
26
|
Vapor pressure
|
13.02 kPa (at 20 °C)
|
5.95 kPa (at 20 °C)
|
27
|
Acidity (pKa)
|
15.5
|
15.9
|
28
|
Refractive index (nD)
|
1.33141
|
1.361
|
29
|
Viscosity
|
5.9×10−4 Pa
s (at 20 °C)
|
0.0012 Pa s (at 20
°C), 0.001074 Pa s (at 25 °C)
|
30
|
Dipole moment
|
1.69 D
|
1.69 D
|
31
|
European Union
classification
|
F
T
|
F
|
32
|
Flash point
|
11–12 °C
|
13–14 °C
|
33
|
Concentration limit in
Extract
|
3000
ppm
|
5000
ppm
|
34
|
Auto ignition
temperature |
385 °C
|
363 °C
|
Subscribe to:
Posts (Atom)