Patologi Anatomi Adalah spesialis medis yang melakukan diagnosis penyakit berdasarkan pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, molekul atas organ, jaringan, dan sel. Yang melakukan diagnosis penyakit berdasarkan patologi anatomi adalah Spesialis patologi anatomi
Spesialis patologi anatomi
mendiagnosis penyakit seseorang berdasar pemeriksaan laboratorium. Ada
beberapa teknik pemeriksaan di laboratorium patologi anatomi diantaranya
pemeriksaan Histologi (morfologi jaringan) atau Sitologi (Morfologi
sel). Pada pemeriksaan lab analis kesehatan(teknisi laboratorium)
bertugas membuat sediaan/preparat jaringan atau sel yang didapat dari si
pasien. Sediaan harus dibuat sebaik mungkin agar spesialis dapat melakukan diagnosis yang akurat.
Disini akan diuraikan secara singkat teknik pembuatan sediaan pemeriksaan sitologi dan pemeriksaan histologi dilaboratorium Patologi Anatomi.
A. Sediaan untuk Pemeriksaan Sitologi
Pada pemeriksaan sitologi yang diperiksa morfologi sel-sel cairan tubuh. Sediaan atau disebut duga preparat dibuat berupa apusan pada objek glass yang diwarani dengan pewarnaan tertentu.
1. Sediaan/preparat dengan pewarnaan metode Giemza
Tujuan : Terutama yang diperiksa adalah detail dari morfologi untuk memeriksa intisel, untuk melihat apakah sel tersebut sel normal, sel noeplasma jinak atau ganas.
Sampel : Aspirasi Jarum Halus (AJH), Endapan cairan yang telah disentrifuge
Bahan :
- Larutan pewarna giemza
- Larutan Phosfat buffer (ph 6,8)
- Methanol
Prosedur kerja :
1) Sediaan apus telah benar-benar kering di udara
2) Fiksasi dengan methanol minimal 5 menit
3) Cuci dengan aquadest, biarkan kering di udara
4) Tetesi dengan pewarna Giemsa dengan perbandingan (GZ : Bufer phosfat = 1:4)
5) Cuci dengan aquadest, kering diudara
6) Tutup EZ Mount
2. Sediaan/preparat dengan pewarnaan metode Papaniculo
Metode ini umumya digunakan untuk pewarnaan Papsmear (tapi terkadang ada juga selain papsmear diwarnai dengan metode ini).
Papsmear digunakan untuk mendignosis Kanker serviks. Melihat ada tidaknya sel ganas
Sampel : hapusan daerah peralihan endoserviks.
Bahan:
-Haematoksilin mayer
-EA (Eosin alkohol) 65/EA 36
- Alkohol 95% dan Alkohol absolut
Untuk EA 65 isinya: Eosine Y, Phospotung stic acid, light green, alk. Absolute
Prosedur Kerja :
1) Sedian apusan difiksasi dengan alcohol 95% 15 menit
2) Air mengalir sampai bebas alkohol 5 menit
(rak preparat diletakan di wadah yang di beri air mengalir)
3) Mayer haematoksilin 3-5 menit
4) Air Mengalir 15 menit
5) –Alkohol 95% 10 kali celup
-Alkohol 95% 10 kali celup
6) EA 3-5 menit
7) –Alkohol 95% 5 kali celup
-Alkoho 95% 5 kali celup
- Alkohol absolute 5 kali celup
8) Keringkan diudara
9) Xylol/clearing
10) Tutup dengan EZ mount
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk pembuatan sediaan/preparat papsmear:
- Pengambilan sampel harus mendapat sel-sel endoserviks sel-sel metaplasia dan sel-sel skuamosa (komponen daerah peralihan), harus harus sedikit mungkin mengandung darah.
- Sediaan
harus segera difiksasi dengan alkohol 95%. Preparat yang kering belum
difiksasi akan menyebabkan sel-sel rusak. Apabila tempat pengecatan
jauh,setelah difiksasi keringkan dan masukkan kewadah yang dapat menjaga keamanan sediaan.
- Jika menggunakna hairspray tidak boleh terlalu dekat, karena akan menghapus atau tidak terfiksasi dengan baik.
*Kesalahan pada kriteria yang diatas bisa menyebabkan negatif
palsu.
*Kesalahan pada pewarnaan dan screening dapat menyebabkan positif palsu.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan sitologi dan fiksasinya:
1. Objek glass harus benar-benar bersih, terus beri nomor sesuai data biar tidak tertukar,
2. ¾ luas kaca objek memanjang, kita apus merata,tidak terlalu tebal dan terlalu tipis
3. Segera fiksasi sesuai dengan pewarnaan yang akan digunakan
4. Untuk cairan, disentrifuge dahulu dan kemudian diambil untuk diproses
5. Untuk bahan sputum diambil bagian berwarna dan kental untuk dibuat pulasan. Bagian yang lain bisa gunakan sebagai sel blog.
B. Sediaan untuk Pemeriksaan Histologi
1. Tahap
periksaan dimulai dari penerimaan sampel di tata usaha. Petugas
penerima harus mengecek kembali sampel tidak boleh asal terima.
-
Jaringan atau organ yang diterima harus dalam keadaan terfiksasi dengan
formalin buffer 10%(perbandingan jaringan dan cairan fiksasi, 1:9 ) dan
ditutup rapat.
* Buffer formalin 10% :
1. formaldehid 40% H.CHO = 100 ml
2. Sodium Phospat monobasic NaH2PO4.H2O = 4 gram
3. Sodium Phopat dibasic Na2HPO4 = 6.5 gram
4. Aquadest = 900 ml
-
Identitas pasien harus dilengkapi seperti, nama, umur, jenis kelamin,
alamat, pekerjaan,riwayat penyakit, Dibagian yang ingin diperiksa.
- Jenis sampel sampel harus di Cross check, apa sama jenis sampel yang ditulis dengan yang diterima
-
Dan harus di tanya bagai mana menyampaian hasil pemeriksaan, Jika
pasien ingin mengambil sampel sendiri harus ada surat pengantar.
- Nama dan alamat dokter pengirim sampel harus ada,
Dokter pengirim harus diingatkan jika ada yang tidak sesuai kriteria.
2. 2 Pemeriksaan Makroskopis
Pemeriksaan
makaroskopis dilakukan oleh dokter tugas analis kesehatan/teknisi
laboratorium mendampingi dokter, melakukan pencatatan hasil pemeriksaan
dokter. Pada tahap ini dokter juga akan memotong jaringan yang dicurigai
3. Foto : Jaringan yang sudah dipotong
Processing Jaringan
Untuk prosessing jaringan memakai alat tissue prosessor automatic yang bekerja ± 18,5 jam(bisa diubah sesuai kebutuhan). Tahapan prosessing jaringan yaitu, Fiksasi, Dehidrasi, clearing, dan infiltrasi paraffin.
Foto : Tissue Automatics Prosessor
Tahapan kerja pada Tissue Automatics Prosessor
1) Fiksasi
Botol 1. Buffer Formalin 10% 2 jam
2) Dehidrasi
Botol 2. Alkohol 70% 1,5 jam
Botol 3. Alkohol 80% 1,5 jam
Botol 4. Alkohol 95% 1,5 jam
Botol 5. Alkoho absolute I 1,5 jam
Botol 6. Alkoho absolute II 1,5 jam
Botol 7. Alkoho absolute III 1,5 jam
3) Clearing
Botol 8. Xylol I 1 Jam
Botol 9. Xylol II 1,5 Jam
Botol 10. Xylol III 1,5 Jam
4) Infiltrasi paraffin
Botol 11. Paraffin cair I 1,5 jam
Botol 12. Paraffin cair II 2 jam
Jumlah 18,5 jam
Fiksasi
Tujuan
: Untuk mempertahankan struktur sel sehingga menjadi stabil secara
fisik dan kimiawi dan mencegah terjadi dialysis atau pembengkakan pada
rupture.
Rumus yang digunakan untuk memonitor fiksasi baik atau buruk diuji dengan rumus:
d = k √t
d = ketebalan jaringan (mm)
t = waktu yang dibutuhkan/tersedia
k = ketetapan daya fiksir dari atas dan bawah (2 X ketetapan masing-masing fiksasi)
Ketetapan fiksasi formalin 10% = 0.78
Dehidrasi
Tujuan : untuk menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara mulai konsentrasi terendah sampai konsentrasi tinggi.
Clearing
Tujuan : Menarik keluar kadar alcohol yang berada dalam jaringan, memberi warna yang bening pada jaringan dan juga sebagai perantara mesuknya kedalam paraffin.
Zat yang sering dipakai Xylol, tapi bisa juga dipakai : benzol, benzene, toluol,dll.
Untuk jaringan otak dan limfonoid lebih baik menggunakan koloform.
Infiltrasi paraffin
Tujuan : Mengisi rongga atau pori-pori yang ada pada jaringan setelah setelah ditinggal cairan sebelumnya(xylol).
Jumlah waktu : 18,5 Jam
4. . Pengeblokkan
Tujuan : Agar mudah dipotong menggunakan mikrotom untuk mendapatkan irisan jaringan yang sangat tipis (sesuai yang diharapkan).
Foto : Cetakan
Cara Kerja :
1) Hangatkan paraffin cair, pinset, dan penutup cetakan
2) Parafin cair dituangkan kedalam cetakan
3) Jaringan
dari prosessing dimasukan kedalam cetakan yang telah disi paraffin
cair, tekan jaringan agar semakin menempel di dasar cetakan.
4) Tutup cetakan diambil, letakkan diatas cetakan dan di tekan.Pasang etiket di pinggir.
5) Biarkan sampai membeku
6) Setelah beku, keluarkan dari cetakan. Rapikan sisi-sisi blog. Ganti etiket dengan yang permanen
Foto : cetakan yang telah diisi jaringan dan paraffin
Foto : Blok jaringan
5. Pemotongan dengan Mikrotom
Foto : Mikrotom
1) Sebelum pemotongan Masukan kedalam plastik yang diisi air dan letakkan di freezer ±15 menit atau diberi batu es.
2) Blok dijepit pada mikrotom kemudian dipotong dengan pisau mikroto.
Kemiringan : ±300 , Tebal blok paraffin ±2-5mikron.
3) Hasil
pemotongan (berupa pita/irisan tipis yang saling bersambung) dimasukkan
kedalam waterbath yang diisi air yang sudah dihangatkan 50 0 C, kemudian diambil dengan kaca objek (Meletakkan potongan di waterbath tidak boleh terbalik).
Foto : Waterbath
Cttn : Pisau dan waterbath bisa diberi alcohol 50% untuk menurunkan tegangan permukaan yang membantu merentangkan pita.
Objek
glass jangan diolesi albumin gliserin karena biasanya albumin bila
diinkubasi akan mengeras.menjaga agat jangan lepas saat pengecatan
6. Inkubasi
Tujuan : Menguapkan air yang terbawa oleh hasil potongan hingga jaringan menempel lebih kuat.
Cara kerja : inkubasi preparat di atas hot plate dengan suhu±500 C(dibawah titik cair paraffin) selama 15 menit
· Sebaiknya dialasi dengan kertas merang.
· Untuk pengecatan imunnohistokima inkubasi 390C selama 1 malam
7. Pengecatan
Umumnya
dalam pengecatan histopatologi digunakan cat Hetatoxylin-Eosin (HE)
disamping cat khusus (PAS, gomori, ZN, Malory, dll) dan cat yang lebih
khusus yaitu immunohistokimia (ER, PR, CD20, LMP, dll)
Foto : Peralatan pengecatan
Proses pengecatan :
1) Deparafinisasi
Preparat masuk ke Xylol I, II, dan III masing-masing 3 menit
Setelah itu dilap pinggir jaringan dengan kain kasa.
2) Rehidrasi
Preparat masuk ke alcohol 100%, 95%, 80%, 70% masing-masing 2 menit
3) Preparat masuk ke air mengalir 3 menit
(air mengali ditampung dalam wadah )
Sebelumnya celup kedalam dua mangkok air 3 celup
4) Pengecatan Inti
7 menit
Preparat masuk ke dalam Meyer hematoksilin
5) Preparat masuk ke air mengalir 3 menit
(air mengali ditampung dalam wadah )
Sebelumnya celup kedalam dua mangkok air 3 celup
6) Counter Stain
Preparat masuk ke larutan eosin 7 celup
7) Preparat Masuk ke air wadah I, II, dan III 3 celup
8) Dehidrasi
Preparat masuk ke dalam alcohol 70 %, 80%, 95%,100% 3 celup
Setelah itu Dilap dengan kain kasa sekitar jaringan
dan tunggu sampai kering
9) Clearing
Preparat masuk Ke Xylol I, dan II masing-masing 2 menit
10) Mounting
11) Preparat diberi 1 tetes entelan dan ditutup objek glass
Foto : Peralatan pengecatan
Foto : Preparat/sediaan histologi
Ket :
Deparafinisasi
Tujuanya : Berfungsi melarutkan/melepaskan paraffin yang melekat pada preparat.
Rehidrasi
Berfungsi menghilangkan xylol yang terbawa oleh preparat dan memasukan air kedalam jaringan
Air mengalir
Melepaskan sisa cat atau cairan yang terbawa sebelumnya
Meyer Hematoksilin
Memberikan warna biru pada inti sel
Eosin
Memberi warna merah pada sitoplasma, jaringan ikat,dll
Dehidrasi
Melepaskan aira yang terbawa preparat
Clearing
Melepastan alcohol yang terbawa oleh preparat dan memberi warna bening pada preparat
Mounting
Memberi warna cerah dan sebagai pelindung dan pengawet jaringan dari mikroba dan bakteri.